Sabtu, 21 Agustus 2021

SITOSKELETON : RANGKA PADA SEL

 SITOSKELETON : RANGKA PADA SEL

Pada umunya jka kita mendengar tentang sel, terutama sel hewan dan makhluk uniseluler, maka pikiran kita kan membayangkan bahwa sel adalah sejenis makhluk lunak yang mudah berubah bentuk, seperti halnya amoeba. Namun hal lain menyatakan bahwa sel sel uniseluler tersebut ternyata memiliki "rangka' yang disebut dengan sitoskeleton.

Sama halnya dengan sebuah bangunan 'rumah'. Rumah tersusun atas rangk rangka besi, beton, kayu, rangka penopang dan sebagainya agar rumah tersebut tetap tegak dan tidak runtuh. Hal yang sama juga terjadi pada sel. Sitoskeleton tetap menjaga sel sel tidak runtuh ke dalam seperti rumah yang penyangganya lemah. 

Sitoskeleton merupakan jejaring serat serat protein yang menyebar di sekujur sitoplasma. Sitoskeleton berperan sebagai rangka sekaligus "otot" bagi sel, berfungsi dalam penopangan dan pergerakan. Serat protein yang menyusun sitoskeleton akan membentuk mikrotubulus (tabung tabung berongga yang terbuat dari protein). Jenis lain serat sitoskeleton adalah filamen, intermidiet, dan mikrofilemen. Akan tetapi jenis lain tersebut lebih tipis dan padat daripada mikrotubulus. 

Sitoskeleton pada sel. Menjaga sel tidak runtuh ke dalam.

Berikut ini adalah fungsi dari sitoskeleton pada sel antara lain :

  1. Membantu menjaga posisi organel organel di dalam sel. Sitoskeleton menjadi tempat tambatan dan penguat bagi banyak organel di dalam sel. 
  2. Sebagai penopang sel supaya sel tidak runtuh ke dalam
  3. Jalur gerakan beberapa organel. Misalnya lisosom mungkin mencapai vakula makanan dengan cara menluncur di sepanjang jalur mikrotubulus. 
  4. Memandu pergerakan kromosom ketika sel membelah
Sitoskeleton sel bersifat dinamis artinya sitoskeleton sel bisa dibongkar dengan cepat di salah satu bagian sel dengan menyingkirkan subunit subunit protennya dan membentuk ulang di lokasi baru dengan merekatkan lagi subunit subunit tersebut. 
Penataan ulang semacam itu dapat memberikan kekakuan di lokasi yang baru, mengubah bentuk sel, atau menyebabkan keseluruhan sel atau bagiannya bergerak. Proses inilah yang terjadi pada saat gerakan amoeboid pada protista amoeba dan sebagian sel darah putih kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar